Harus kepada siapakah mengadukan nasib ?
manakala masyarakat pinggiran desa mencari keadilan yang tidak terakomodir.
Peraturan yang menjadi jurang pemisah keberpihakkan belum nampak,
yang nampak hanyalah “ penguasa “ yang mengatas namakan peraturan.
Sedangkan kekuasaan yang hakiki hanyalah ada pada Sang Pencipta Alam.
Masih adakah nurani wahai sang penguasa, sudikah anda mengatakan dan menyampaikan yang sebenarnya dari hati yang terdalam agar kaum miskin tidak merasa teraniaya selaku haknya sebagai warga warga Negara.
Anda wahai sang penguasa hak kemerdekaan bukan milik golongan atau seseorang, kemerdekaan hakekatnya milik kita bersama, hasil dari jerih payah bahkan sekalipun nyawa sebagai taruhannya ditukar dengan kemerdekaan poada saat kita dijajah.
Kita selaku generasi penerus sudah sepatutnya mengawal arti kemerdekaan yang sebenarnya dan pekik kemerdekaan terus berkumandang “ Merdeka atau Mati !!! “
Marilah kita hilangkan diskriminasi atau perbedaan karena pada intinya dihadapan Sang Kholiq tak ada perbedaan.
Diskriminasi hasil dari kaum penjajah yang masih melekat kuat sebaiknya hal seperti itu terhapus. Marilah nilai kebersamaan kita tegakkan agar menjadi perekat dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan beragama juga demi keutuhan NKRI yang kita cintai.
Perbedaan pendapat jangan dijadikan ajang adu kekuatan namun kita cari solusi yang dapat kita pahami bersama agar tercipta suasana kondusif.
Sesuatu hal jangan dijadikan alat untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan bukan dicapai dengan mengorbankan yang lain…..
Penulis :
Aktifis Relawan KPJB Indonesia Kab. Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar