Minggu, 31 Januari 2010

BKM AL – AMANAH DESA NAGRAK SELESAIKAN INFRASTRUKTUR


Kab. Bandung ( Lintas News ) – PNPM Mandiri adalah program nasional penanggulangan kemiskinan terutama yang berbasis pemberdayaan masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri melalui berbagai upaya penanggulangan kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan hingga pemantauan dan evaluasi dan pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melalui proses pembangunan partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama masyarakat miskin, dapat ditumbuhkembangkan sehingga mereka bukan sebagai obyek melainkan sebagai subyek upaya penanggulangan kemiskinan.
Seperti halnya pada program PNPM Mandiri Perkotaan di Desa Nagrak Kecamatan Cangkuang, BKM Al – Amanah, telah menyelesaikan pembangunan infrastruktur. Ketua BKM Al – Amanah, Dadang Gaos, S.Ag., menyampaiakan “ Alhamdulillah kini BKM Al- Amanah telah menyelesaikan pembangunan di 8 KSM khususnya infrastruktur yakni, membuat rabat beton gang dan membuat beberapa unit MCK “ sambil menambahkan di Desa Nagrak ada 11 RW namun yang 3 RW diantaranya termasuk ke dalam perumahan.
Namun dalam menjaga kecemburuan social diantara warga perdesaan dan warga perumahan setempat, ada beberapa relawan dari perumahan diantaranya Anwar yang turut berperan, tambah Dadang.
Salah satu relawan Pendi mengatakan “ Dalam program PNPM yang menjadi relawan bahwasanya betul – betul relawan, namun mendapat kepuasan tersendiri telah dapat membantu untuk kepentingan umum “ katanya.
Masih menurut Dadang, dengan menjadi relawan di PNPM selain menambah wawasan dan pengalaman juga dapat lebih mendekatkan tali silaturahmi kepada masyarakat setempat khususnya, sehingga nilai kebersamaan dan keswadayaan masyarakat yang memang memahami arti mandiri turut membantu dalam melaksanakan program ini baik tenaga, pikiran bahkan ada yang turut membantu dalam hal materil, sehingga nampaklah bahwasanya masih ada kesadaran pada masyarakat dalam mewujudkan keinginan dan harapan warga miskin.
Masih dalam kesempatan yang sama Dadang mengatakan para fasilitator cukup bersikap tegas pasalnya ketika dalam pelaksanaan rabat beton gang kurang beberapa cm pun harus dibongkar dan dirobah sesuai dengan juklak, termasuk dalam hal transparansi dalam menjaga amanah ketika BKM mencairkan dana harus hari itu juga diserahkan ke tiap KSM dalam jangka waktu 24 jam dan dalam membelanjakannya pun harus didampingi oleh UP, tegasnya. ( Asep Darmawan / Hadi Waskita )

MESJID AL-FURQON DARI MUSIBAH MEMBAWA BEREKAH


Kab. Bandung ( Lintas News ) – Terkait bencana alam gempa yang terjadi pada tahun 2009 lalu yang mencapai 7,6 scala richter yang mengguncang Jawa Barat, khususnya di Kab. Bandung banyak dampak yang terjadi seperti halnya kerusakan bangunan dan fasilitas pemerintah lainnya termasuk sarana ibadah, salah satunya terjadi pada sebuah Mesjid Jami’ Al – Furqon di Kp. Cibubuay RT. 01/09 Desa Cibodas Kec. Pasirjambu.
Dengan kondisi yang rusak berat seluruh komponen masyarakat khususnya Desa Cibodas secara serentak dalam kebersamaan secara bergotong royong memperbaiki kembali sarana ibadah tersebut.
Ketua Panitia Pelaksana, Maman mengungkapkan “ Rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya pembangunan mesjid ini dan dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk menimba ilmu”
Maman menambahkan Mesjid Jami’ yang kini direhab merupakan desian dari masyarakat setempat bernama Aep Saepulloh yang menggambarkan kemegahan mudah – mudahan syiar agama Islam dapat tumbuh dan berkembang bersama masyarakat setempat sesuai dengan kemegahan mesjid ini.
Ketua DKM Mesjid Al-Furqon, Agus Toharudin dalam sambutannya mengatakan “ Merupakan kebahagian dan kebanggaan tersendiri khususnya warga RW. 09, mempunyai tempat ibadah permanen, dimana sebelumnya mendapatkan musibah gempa yang menyebabkan rusak berat “ seraya menambahkan mendapatkan qudroh musibah namun membawa berkah yang difasilitasi oleh Yayasan Al – Bina Bekasi mendapatkan bantuan dari Negeri Qatar.
Hal senada disampaikan Sekretaris Pembangunan Mesjid Usep Dikdik menyampaikan tentang pembangunan mesjid Al-Furqon, yakni hasil dari swadaya masyarakat dan mendapat bantuan dari Negeri Qatar yang difasilitasi oleh Yayasan Al-Bina – Bekasi sehingga masyarakat RW. 09 kini memiliki mesjid yang megah yang menjadi kebanggaan masyarakat Desa Cibodas umumnya.
Sekdes Cibodas A. Syaripudin, mengatakan “ Supaya dirawat dan dijadikan sebagai sarana ibadah oleh masyarakat setempat karena sebagian pembangunan mesjid ini merupakan swadaya masyarakat dapat terwujud meskipun tanpa adanya bantuan dari pemerintah “
Pada acara serah terima kunci secara simbolik hari Sabtu ( 30/1 ) diberikan oleh Pihak Yayasan Al-Bina kepada Ketua DKM Mesjid Jami’ Al – Furqon Ust. Agus Toharudin dengan mempergunakan bahasa Arab yang begitu fasih oleh kedua belah pihak, hal ini disampaikan dalam bahasa Arab sebagai bahan laporan kepada Negeri Qatar karena pemberi Donatur di sana tidak memahami bahasa Indonesia, katanya, mengingat pembangunan / rehabilitasi Mesjid tersebut adalah untuk kepentingan bersama baik sebagai tempat beribadah maupun untuk kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya. ( Asep Darmawan /Hadi Waskita )

Selasa, 26 Januari 2010

MELALUI HKG PKK TINGKATKAN DAN WUJUDKAN KELUARGA SEHAT SEJAHTERA


Kab. Bandung ( Lintas News ) – Kreasi seni budaya yang ditampilkan anak-anak SD dari Kec. Baleendah melengkapi suasana dalam acara Hari Kesatuan Gerak PKK Ke-37 ( 26/01 ) di Gedung M. Toha, dengan menampilkan beberapa seni “kaulinan urang sunda” dengan peralatan yang sederhana terbuat dari batok kelapa dan bambu menciptakan musik yang cukup memukau yang dibawakan oleh anak usia SD menambah ramai suasana dengan memperagakan mainan jajangkungan dari bambu.
Selanjutnya yang lebih menarik acara dimeriahkan pula oleh Ibu-ibu PKK Kecamatan yang melantunkan lagu Peuyeum Bandung, hal itu merupakan pelestarian dan mengingatkan kita bahwa kita kaya akan seni budaya yang tidak perlu meniru atau mengembangkan seni budaya asing.
Dalam sambutannya Ketua PKK Kab. Bandung Hj. Iyan Obar Sobarna, beberapa hal yang dilakkukan PKK untuk menyejahterakan masyarakat Kab. Bandung yang melalui PKK tingkat kecamatan secara berjenjang sampai ke tingkat paling bawah melalui para kadernya di tingkat RT dan RW, melalui 10 program PKK nya.
Hj. Iyan menambahkan melalui HKG PKK ke-37 ini merupakan evaluasi juga sejauh mana keberhasilan PKK dalam menjalankan program – programnya dalam turut serta untuk membangun masyarakat Kab. Bandung dalam upaya mewujudkan keluarga yang sehat dan sejahtera.
Bupati Bandung H. Obar Sobarna, SIP., dalam sambutannya mengatakan usia PKK yang ke – 37 ini merupakan usia yang cukup matang “ sesuai dengan usianya mudah – mudahan membawa makna baik dalam lebih mensejahterakan keluarga Indonesia khususnya di Kab. Bandung “.
H. Obar Sobarna menambahkan, andil PKK melalui 10 programnya sangat tajam bermanfaat dalam kesejahteraan masyarakat, mendorong dalam kegiatan-kegiatan nyata dan bukan merupakan dinas tetapi tim yang bekerja dan kedepannya supaya lebih dapat berkordinasi dengan dinas-dinas terkait untuk menindak lanjuti pelaksanaannya dengan memberikan dukungan – dukungan moril karena 10 program PKK merapat dengan sendi – sendi kehidupan keluarga.
Dalam kesempatan itu H. Obar Sobarna menyampaikan pula beberpa hal, untuk PKK kedepannya agar kegiatannya bisa dievaluasi dikehidupan masyarakat dengan keberadaan PKK, dengan adanya wacana globalisasi Ibu – ibu PKK kecamatan diharapkan lebih memahami guna menyampaikan ke para kadernya di daerah. Selain itu, dapat memperkuat home industri yang berada di daerah agar jangan terkalahkan oleh produk dari luar dengan memberi contoh lebih memakai produk local buatan sendiri sehingga dapat membantu pengrajin produk local.
Acara di akhiri dengan pemberian penghargaan kepada sejumlah PKK tingkat kecamatan yang berprestasi juga pembagian hadiah door price kepada sejumlah tamu undangan dan kepada para pemenang lomba – lomba yang diikuti oleh PKK dalam turut memeriahkan HKG PKK yang ke 37 ini.( Asep Darmawan / Hadi Waskita )

SEJUMLAH BURUH KEMBALI DATANGI DPRD KAB. BANDUNG


Kab. Bandung ( Lintas News ) – Puluhan karyawan pabrik handuk CV Nusatex, Solokan Jeruk yang tergabung dalam FSBI ( Federasi Serikat Buruh Independen ) CV. Nusatex, menggelar aksi unjuk rasa di halaman kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kab. Bandung yang dilanjutkan ke DPRD Kab. Bandung, Senin ( 25/1 ).
Mereka yang tergabung dalam Serikat Buruh Independen itu menuntut perubahan nasib yang selama ini tidak menentu, karena saat sejumlah perusahaan mengantisipasi pasar bebas ACFTA dan upah minum kabupaten (UMK), ratusan buruh perusahaan handuk itu masih hidup di bawah garis kemiskinan.
Pendapatan mereka rata-rata Rp 750 ribu sampai 1 juta/bulan atau Rp 150 ribu sampai 180 ribu setiap minggunya. "Kami mendapat upah tidak dihitung jam kerja dan lama masa kerja, rata-rata Rp150 ribu per minggu," kata salah satu karyawan CV. Nusatex.
Selain itu juga mereka menuntut untuk beberapa hal, diantaranya menaikkan upah yang disesuaikan dengan UMK dan menghapuskan system kerja kontrak.
Dalam kesempatan itu ada, beberapa korban kecelakaan kerja di CV. Nusatex yang cacat permanen, diantaranya Yeni Suryani dan Aman Ahmad yang jari tangannya terputus oleh mesin, hanya mendapatkan bantuan uang sebesar Rp. 400 ribu dan Rp. 1,2 juta dan selama masa penyembuhan tidak dibayar.
Salah satu korban Yeni, mengaku “ Saya hanya mendapatkan biaya pengobatan dan diliburkan selama 3 bulan tanpa mendapat upah, meski saya kerja lagi, pendapatan saya tetap saja Rp. 150 ribu/minggu “ katanya yang sudah bekerja di CV. Nusatex selama delapan tahun itu.
Salah satu karyawan CV. Nusatex, Adna mengatakan “ Datang ke pabrik pun hanya satu atau dua jam “ sambil menambahkan Ongko pemilik CV. Nusatex sudah jarang ada di pabrik sejak adanya keresahan para karyawan di perusahaan ini.
Pihak Disnakertrans Kab. Bandung yang diwakili oleh M. Soleh menyatakan pihaknya siap untuk mendampingi buruh untuk berdialog dengan DPRD Kab. Bandung, namun menyarankan agar menyelesaikan permasalahan ini di Dinas Tenaga Kerja, karena DPRD merupakan lembaga politis bukan penentu keputusan, katanya.
Para buruh menyatakan, perusahaan selama ini tidak mempunyai niat utuk menyejahterakan karyawannya, selama ini upah yang diterima sangat minim, tunjangan pun tidak ada karena mereka masih berstatus tenaga kontrak.
M. Soleh dari Disnakertrans, meminta agar para pekerja kembali bekerja seperti biasanya adapun perselisihan cukup diselesaikan oleh perwakilannya saja agar para pekerja yang lain tidak berhenti bekerja dan pabrik tidak berhenti berproduksi sehingga tidak terjadi PHK dan kepada Sarikat Pekerja mengharapkan untuk tetap menjaga suasana kondusif sesuai dengan fungsi untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
Bagian Pengawasan Disnaker Kab. Bandung Eliyana menyatakan akan mendatangi perusahaan tersebut untuk mengklarifikasi tuntutan buruh.
Menanggapi tuntutan tersebut pihak DPRD Kab. Bandung yang diwakilli oleh Hj. Eti Mulyati dari Komisi D dan didampingi oleh Rina dan Drs. Supardi dan Disnaker Kab. Bandung berjanji akan memanggil dan mempertemukan pihak karyawan dan pemilik perusahaan dengan harapan dapat mengabulkan permintaan karyawannya.( Asep Darmawan / Hadi Waskita )

LAHAN SELUAS 111,57 DIBEBASKAN UNTUK TOL SOROJA

Kab. Bandung ( Lintas News ) – Sebanyak 13 desa yang tersebar di 4 kecamatan Kab. Bandung, dipastikan bakal terlintasi jalur tol Soroja ( Soreang – Pasirkoja ) sepanjang kurang lebih 10,57 km, sementara di Kota Bandung sendiri daerah yang akan dilintasi jalur tol tersebut berada di Kecamatan Bandung Kulon, masing – masing Kelurahan Gempol Sari dan Kelurahan Cigondewah Kidul. Lahan yang akan dibebaskan untuk rencana pembangunan Tol Soroja seluas 111,57 hektare.
Beberapa desa di Kab. Bandung yang akan dilintasi Tol Soroja, meliputi Desa Mekarrahayu, Margaasih, Nanjung, Rahayu dan Desa Cigondewah Hilir ( Kec. Margaasih ) sedangkan di Kecamatan Soreang meliputi Desa Parungserab, Pamekarqan dan Desa Sekarwangi, Kec. Kutawaringin Desa Kopo, Pameintasan dan Desa Gajah Mekar, Kec. Katapang meliptui Desa Katapang dan Pangauban.
Sesuai dengan rapat pembahasan pengusaha jalan Tol Soroja pada bulan Maret 2009 lalu, disimpulkan bahwa biaya untuk pengadaan lahan tol tersebut sebesar 265,6 milyar, APBD Kab. Bandung Rp. 49 milyar dan APBD Kota Bandung Rp. 187 milyar, jadwal pembebasan lahan berl;angsung selama kurang lebih 3 tahun, mulai tahun 2009 sampai dengan 2011.
“ Sebelum menginjak pada pembayaran ganti rugi ada 13 tahapan lain yang sebelumnya harus dilalui diantaranya pengukuran bidang, rincian reegakkan, penetapan harga dan pemberkasan “ ungkap Sekda Kab. Bandung Ir. Sofian Nataprawira, MP.
Kepala Dinas PU Bina Marga Kab. Bandung Ir. Sofyan Sulaeman mengungkapkan hingga awal Januari 2010, tahapan pembebasan lahan jalan tol sudah menginjak kepada pengukuran bidang yang melibatkan pihak BPN.
Untuk sementara kata Sofyan Sulaeman pengukuran akan terkonsentrasi di Kec. Margaasih sebagai daerah yang paling luas terkena lahan tol.
Sesuai dengan keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 360/KPTS/M/2008 tanggal 16 Juni 2008, jalan Tol Soroja merupakan jalur tol yang masuk dalam agenda jalan nasional jalan tol pulau Jawa tahun 2005-2010. dalam keputusan tersebut, termasuk pula 50 jalur tol lainnya yang kesemuanya berada di Pulau Jawa. Biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan Tol Soroja tercatat Rp. 1.393.895.000.000,-.
Dengan tersedianya jalan Tol Soroja, diharapkan tingkat kemacetan lalu lintas di jalur Soreang – Sayati – Kota Bandung bisa diminimalisir. Disamping itu, jalr tol Soroja diprediksi bisa menumbuhkan tingkat perekonomian warga Bandung Selatan yang selama ini banyak bergerak dalam bidang pertanian dan home industri. Bahkan dimungkinkan pula, tol tersebut akan membuka akses jalur wisata Jabar Selatan, mulai dari Kota Bandung – Soreang – Ciwidey – Balegede – Cidaun ( Kab. Cianjur ) – Pameungpeuk ( Kab. Garut ) – Pangandaran ( Kab. Ciamis ). ( Asep Darmawan / Hadi Waskita )

Minggu, 24 Januari 2010

PENCARI RUPIAH OBJEK WISATA KAWAH PUTIH TOLAK RELOKASI


Kab. Bandung ( Lintas News ) – Sosialisasi relokasi jualan tak nampak seorangpun dari pihak pengelola objek wisata kawah putih – Rancabali, terkecuali dari Koramil Ciwidey, Kepala Desa Alamendah Endang Darmana, Ketua BPD Desa Alamendah dan para kordinator pedagang beserta para anggota pelaku usaha di objek wisata kawah putih, Jum’at ( 22/1 ).
Di aula Desa Alamendah saat itu yang dihadiri kurang lebih 50 orang, menurut mereka pedagang pada saat rapat di Kecamatan Rancabali belum ada solusi dan masih mengambang, hal ini bisa dikatakan sosialisasi sepihak, katanya.
Para pelaku usaha mengaku menolak dan masih menginginkan untuk tetap berjualan di lokasi semula. Hal ini seperti yang disampaikan Yayan salah satu pedagang strawberry di tempat tersebut di depan forum saat itu mengatakan “ Keberatan jika dipindahkan lokasi jualan alasannya dapat dicerna secara logika jauh dari tempat pengunjung berada yang sedang berwisata “ katanya.
Masih menurut Yayan meskipun diiming-imingi akan diberi pinjaman untuk modal usaha dan akan dibangunkan tempat usaha yang baru hal itu belum tentu menguntungkan pihak pengusaha, adapun pinjaman itu harus dikembalikan sedangkan tempat baru belum tentu ramai seperti di tempat semula.
Harapan muspika tidak terjadinya gontok – gontokan diantara pihak pengusaha dan pengelola wisata dan mengharapkan terjaganya suasana kondusif agar semua pihak bias menerima apa yang dimusyawarahkan saat itu agar kebersamaan bisa diwujudkan dan masyarakatpun kembali tenang untuk dapat berjualan sebagaimana biasanya.
Salah satu pelaku usaha Dodi mengatakan membantah atas adanya tudingan intervensi pihak ketiga dalam internal masyarakat selaku pelaku usaha, namun ini murni ungkapan masyarakat khususnya pelaku usaha di wilayah objek wisata kawah putih, katanya.
Sebelumnya Kades Alamendah Endang Darmana mengatakan kepada Lintas News di ruang kerjanya “ masing – masing mempunyai aturannya, pihak Perum Perhutani mempunyai Perpu dan Pemerintah Desa mempunyai Perda yang selama ini masih belum menemukan solusinya yang terbaik untuk kedua belah pihak “ sambil menambahkan dengan diundangnya para pelaku usaha saat ini sebagai salah satu usaha untuk menemukan solusi terbaik. ( As/Hd )

SURAT UNTUK SANG PENGUASA Masyarakat Kecil Masih Terdholimi

Harus kepada siapakah mengadukan nasib ?
manakala masyarakat pinggiran desa mencari keadilan yang tidak terakomodir.
Peraturan yang menjadi jurang pemisah keberpihakkan belum nampak,
yang nampak hanyalah “ penguasa “ yang mengatas namakan peraturan.
Sedangkan kekuasaan yang hakiki hanyalah ada pada Sang Pencipta Alam.
Masih adakah nurani wahai sang penguasa, sudikah anda mengatakan dan menyampaikan yang sebenarnya dari hati yang terdalam agar kaum miskin tidak merasa teraniaya selaku haknya sebagai warga warga Negara.
Anda wahai sang penguasa hak kemerdekaan bukan milik golongan atau seseorang, kemerdekaan hakekatnya milik kita bersama, hasil dari jerih payah bahkan sekalipun nyawa sebagai taruhannya ditukar dengan kemerdekaan poada saat kita dijajah.
Kita selaku generasi penerus sudah sepatutnya mengawal arti kemerdekaan yang sebenarnya dan pekik kemerdekaan terus berkumandang “ Merdeka atau Mati !!! “
Marilah kita hilangkan diskriminasi atau perbedaan karena pada intinya dihadapan Sang Kholiq tak ada perbedaan.
Diskriminasi hasil dari kaum penjajah yang masih melekat kuat sebaiknya hal seperti itu terhapus. Marilah nilai kebersamaan kita tegakkan agar menjadi perekat dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan beragama juga demi keutuhan NKRI yang kita cintai.
Perbedaan pendapat jangan dijadikan ajang adu kekuatan namun kita cari solusi yang dapat kita pahami bersama agar tercipta suasana kondusif.
Sesuatu hal jangan dijadikan alat untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan bukan dicapai dengan mengorbankan yang lain…..

Penulis :
Aktifis Relawan KPJB Indonesia Kab. Bandung

Sabtu, 23 Januari 2010

AFANDI SUPRIADI TERPILIH MENJADI KADES MUKAPAYUNG

BANDUNG BARAT (LINTAS NEWS) Desa Mukapayung Kec. Cililin KBB, pada hari Minggu, 17 Januari 2010 telah melaksanakan Pemilihan Kepala Desa yang berlangsung dengan khidmat, aman dan terkendali. PILKADES yang di ikuti oleh empat kandidat dari berbagai kalangan dari mulai Basic TNI sampai pengusaha, semua berbaur barjuang menarik simpati dan suara dari masyarakat.
Desa Mukapayung yang sebagian besar masyarakatnya rata – rata berprofesi sebagai petani, mempunyai jumlah hak pilih ± 7.850 suara yang terbagi menjadi 5 TPS. Dari jumlah tersebut, yang melaksanakan / hadir hanya berjumlah sekitar 5.768 suara dari lima TPS tersebut.
Seperti yang telah kita ketahui, banyak visi dan misi bahkan janji yang selalu dikemukakan oleh seorang kandidat apapun baik di dalam kampanye nya maupun di forum – forum lainnya. Begitu pula yang terjadi di PILKADES Desa Mukapayung, para Kandidat berusaha dan berupaya dengan berbagai cara untuk meraih simpati dan dukungan dari segenap masyarakat pada khususnya. Namun semuanya dikembalikan lagi kepada masyarakat untuk menilai mana yang paling sesuai dengan hati mereka. Di dalam proses penghitungan, persaingan suara begitu ketat sampai pada akhirnya setelah proses penghitungan suara dilaksanakan, suara terbanyak berhasil diraih oleh Bpk. Afandi Supriadi atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bapak Ape dengan perolehan suara sebanyak 3.123 suara atau sekitar 70% dari keseluruhan suara yang masuk ke panitia.
Bapak Ape ( Afandi Supriadi ) yang merupakan seorang pensiunan TNI, beliau juga seorang yang sukses berwira usaha, sangat dikenal dengan baik tidak hanya di daerah Mukapayung, tetapi juga dikenal di desa – desa lain khususnya di wilayah Kecamatan Cililin. Beliau dikenal sebagai orang yang sangat loyal terhadap orang – orang di sekitarnya dan beliau adalah orang yang sangat menjaga hubungan baik dengan orang – orang di sekitarnya sehingga tidak heran kalau beliau mendapat suara yang telak berkat loyalitasnya di masyarakat Desa Mukapayung pada khususnya.
Alhasil, masyarakat berkeyakinan kalau beliau adalah seoarang figure pemimpin masyarakat yang mereka yakini akan membawa kesejahteraan bagi mereka. Dan yang terpenting bagi mereka adalah terlaksananya keinginan masyarakat untuk membangun sarana dan pra sarana desa yang menunjang kebutuhan masyarakat desa. Diantaranya, sarana pendidikan, kesehatan, sarana ibadah dan sarana – sarana lainnya yang mendukung segala kebutuhan masyarakat.Dan mereka yakin, dengan diangkatnya Bapak Ape sebagai Kepala Desa, semua itu akan tercapai tanpa akan ada “kesalahan target” seperti yang kini banyak terjadi di desa – desa lain.( Saiful. M )

“SI PUTER” JAWARA PINILIH


BANDUNG BARAT (LINTAS NEWS) Bpk.Ape saat kita temui di kediamannya.tepatnya daerah citatah desa muka payung. ternyata mempunyai hobi yang cukup unik dan menarik untuk kita simak, yaitu senang memelihara / berternak domba aduan atau yang lebih popular dengan sebutan domba garut.,selain untuk di ternak domba-domba tersebut sering juga di ikut sertakan di turnamen kejuaraan dari mulai tingkat desa sampai tingkat propinsi di jawa barat, sehingga sudah banyak prestasi dan tropi yang sudah di raih oleh domba-domba milik Bp Ape,yang sangat membangkan, sampai saat ini ± sudah ada 29 tropi telah diraih oleh domba milik Bp Ape yang di beri nama SI PUTER dan mungkin nama tersebut sudah tidak asing lagi didengar di daerah jawa barat khusunya bagi para pecinta domba,.yang lebih membanggakan lagi adalah pada saat wakil gubernur jawa barat (DEDE YUSUF) memberikan pengharggaan kepada si puter dalam acara kejuaraan tingkat provinsi di daerah garut dan di juluki JAWARA PINILIH memang prestasi yang sangat membanggakan tidak hanya bagi Bpk. Ape pribadi ,tapi juga penghargaan tersebut sudah dapat mengharumkan nama Desa Muka payung tempat beliau tinggal.
Selain prestasi yang sudah di raih, ternyata dari hasil domba-domba tersebut dapat juga banyak membantu perekonomian keluarga beliau khusus nya di bidang financial ,beliau mangakui bahwa segala kesuksesan yang telah ia raih sebagian besar dari hasil berternak domba, sehingga beliau mampu menutupi segala kebutuhan rumah tangga dan bahkan biaya sekolah anak-anak, dari hasil domba-domba tersebut..
Ape menghimbau kepada segenap masyarakat muka payung pada khusus nya dan umum nya kepada segeap masyarakat penduduk jawa barat ,agar masyarakat ber positif thinking, dalam menilai kesenian adu domba tersebut kepada arah pandangan yang negatif, tapi kita juga harus melihat dari sektor yang lain,contoh: selain seni adu ketangkasan domba itu adalah sebuah kesenian asli jawa barat yang patut kita jaga dan di kembangkan kelestarianya, ternyata dengan memelihara / berternak domba kita juga bisa meraih kesuksesan dan banyak keuntungan yang dapat di hasilkan oleh hewan ternak terssebut, seperti apa yang telah di alami oleh Bpk.Afendi supriadi sekeluarga. (SAIFUL MUBAROK.LN).

Jumat, 22 Januari 2010

PENANGANAN BANJIR LANGGANAN LIBATKAN PENGUSAHA DAN MASYARAKAT

Kab. Bandung ( Lintas News ) – Pemerintah Kab. Bandung akan terus mendorong keterlibatan masyarakat dan pengusaha dalam upaya menangani bencana banjir akibat meluapnya sungai Citarum. Keterlibatan kedua komponen ini akan membantu langkah pemerintah dalam menormalisasi aliran sungai Citarum mulai dari hulu sampai ke hilir.
Penegasan tersebut disampaikan Bupati Bandung H. Obar Sobarna, S.Ip saat berbicara dihadapan ratusan warga dan pengusaha tekstil Majalaya, Selasa ( 19/1 ) di aula PT. Bambu Sakti – Sukamaju Kecamatan Majalaya. Pada acara yang diberi nama “ Partisipasi Masyarakat Dalam Pengendalian Banjir “.
Pada kesempatan yang sama hadir pula Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Citarum ( BBWSC ) Ir. Mujiadi, Kepala Dinas SDAPE Kab. Bandung Ir. Ratna Mikhial serta anggota DPRD Jabar dari F. Golkar, H. Dadang Naser.
Menurut Obar Sobarna, keterlibatan pemerintah, pengusaha dan masyarakat dalam penanganan banjir sudah mulai terlihat di Kec. Majalaya dengan dilakukannya pengerukan sebagian aliran sungai Citarum yang melintasi wilayah tersebut.
“ Apa yang diperlihatkan Kecamatan Majalaya diharapkan bias dicontoh oleh kecamatan yang lain “ ungkapnya, sambil menambahkan masyarakat Kecamatan Ciparaya dan Banjaran sejak beberapa waktu lalu juga telah melakukan hal yang sama dengan melakukan pengerukan beberapa anak sungai Citarum.
Kepala BBWSC Ir. Mujiadi mengungkapkan pemerintah pusat dalam waktu dekat akan segera mengajukan pinjaman ke Pemerintah Jepang melalui JICA ( Japan International Cooperation Agency ) sebesar Rp. 400 milyar.
Dana tersebut akan dipakai untuk menormalisir 9 anak sungai di wilayah Kab. Bandung, masing – masing sungai Cikeruh ( Desa Rancakamuning / Kec. Rancaekek – Desa Mekargalih / Kec. Cileunyi ), sungai Cibeusi ( Rancaekek Permai / Kec. Rancaekek – Cipacing / Kec. Cileunyi ), sungai Cimende ( Tanggeung – Jelegong / Kec. Rancaekek), sungai Cikijing ( Tanggeung – Rancakendal II/ Kec. Rancaekek ), sungai Citarik Hulu ( Bojongsalam – Kebon Kalapa / Kec. Rancaekek), sungai Citarum Hulu ( Rancakasumba/Kec. Majalaya – Tanggulun/Kec. Ibun), sungai Cisangkuy Hulu ( Sukasari/Kec. Pameungpeuk-Kiangroke/Kec. Banjaran), sungai Citalugtug ( Sukasari/Kec. Pameungpeuk-Kiangroke/Kec. Banjaran), sungai Citalugtug ( Sukasari/Kec. Pameungpeuk-Banjaran Wetan/Kec. Banjaran), sungai Ciputat ( Ciputat-Kulalet Hilir/Kec. Baleendah ).
Camat Majalaya, Drs.Yiyin Sodikin mengatakan “ Hampir setiap tahun banjir melanda wilayah Kota Majalaya dan sekitarnya, akibatnya banjir tersebut menimbulkan kerugian yang tidak sedikit “ tuturnya sambil menambahkan kerugian diantaranaya terlambatnya pasokan bahan-bahan tekstil yang keluar masuk ke sejumlah perusahaan tekstil di Kec. Majalaya, disamping itu juga wajah Kota Majalaya menjadi kotor dan kumuh.
Masih menurut Yiyin, sementara dalam upaya penanganan banjir di Majalaya pihaknya telah mendapat bantuan dari Pemkab. Bandung satu buah alat berat back hoe, sebuah dump truck, dua buah mesin penyedot limpur dan penyediaan air bersih untuk masyarakat.
Salah satu tokoh pengusaha Tekstil Majalaya Satya Natapura, mengungkapkan dengan dilibatkannya 45 pengusaha tekstil Majalaya dalam penanganan banjir Citarum
“ Daripada pindah lokasi mendingan pengusaha iuran membantu penangan banjir, biayanya lebih murah “ katanya.
( Asep Darmawan / Hadi Waskita )

PENCAPAIAN BULAN DANA PMI DI KAB. BANDUNG MELEBIHI TARGET


Kab. Bandung ( Lintas News ) - Pencapaian Bulan Dana Palang Merah Indonesia (PMI) Kab. Bandung tahun 2009 yang mencapai 121 %. Dengan target awal Rp 325 juta, akhirnya bisa terkumpul Rp 393,6 juta. Namun, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Kab. Bandung yang mencapai 3,1 juta jiwa, pencapaian tersebut belum sebanding untuk itu perlu adanya dukungan dari seluruh komponen masyarakat dalam kegiatan kemanusiaan ini.
Ketua panitia Bulan Dana PMI Kab. Bandung, Hj. Iyan Obar Sobarna, mengatakan hal itu dalam penutupan Bulan Dana PMI Kab. Bandung di Gedung Dewi Sartika - Soreang, Rabu (20/1). "Salah satu tugas pokok PMI yaitu pencegahan dan penanggulangan bencana disamping tugas kemanusiaan lainnya yang sudah barang tentu memerlukan dana yang tidak sedikit”
Masih menurut Hj. Iyan biaya operasional PMI selama ini diperoleh dari dana hibah Pemkab. Bandung dan pemasukan dari bulan dana PMI, jika dibandingkan dengan tugas yang dihadapi PMI jumlah pemasukan dari kedua sumber tersebut dirasakan masih kurang.
“ Oleh karena itu saya mengetuk kepedulian semua lapisan masyarakat untuk ikut membantu keberadaan PMI… “, tegas Hj. Iyan.
Ketua pengurus PMI Cabang Kab. Bandung dr. H. Sukmahadi Thawaf, M. Epid mengungkapkan beberapa kegiatan yang kini tengah dihadapi PMI Kab. Bandung diantaranya program pengendalian flu burung, pembuatan rumah bamboo untuk korban bencana gempa bumi serta penghimpunan dan rekonstruksi dan rehabilitasi korban gempa. Ia mengungkapkan target penghimpunan dana tersebut mencapai Rp. 1,7 milyar “ Mudah-mudahan target ini bisa tercapai, meskipun banyak kendala yang dihadapi “ katanya.
Hj. Iyan menambahkan, meski sudah melebihi target, namun kami belum puas karena seharusnya mencapai Rp 500 jutan, apalagi ada beberapa kecamatan, Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD), maupun PDAM yang belum mencapai target. Saya sebutkan nama-namanya bukan untuk memalukan di depan umum melainkan mengingatkan Instansi yang belum penuhi target adalah Kec. Pameungpeuk, Kec. Paseh, Kec. Rancabali, Diskoperindag, Dispopar, Dinkes, Polres Bandung, dan PDAM Tirta Raharja, tambah Hj. Iyan. ( As / Hd )

MESJID BESAR KECAMATAN CANGKUANG LENGKAPI SARANA


Kab. Bandung ( Lintas News ) – Mesjid Besar Kecamatan Cangkuang yang kini dalam tahap penyelesaian dan pembenahan dengan melengkapi sarana penunjang sedang membangun sarana wudlu, MCK, tempat parkir, pemagaran halaman dan penataan taman, melalui dana aspirasi, demikian dikatakan Sekretaris Pembangunan Mesjid Drs. Abdul Sugiono.
Adapun dana untuk penambahan sarana tadi sebanyak 50 % dari dana aspirasi yang dikerjakan oleh pemerintah Desa Nagrak, sedangkan sisanya untuk membayar dana talangan pembangunan fisik mesjid dengan pelaksanaannya dari pihak ikatan Cariti / IKADI, tambah Drs. Abdul Sugiono.
“ Panitia Pembangunan Mesjid, mengikuti aturan yang ada terkait perihal pelaksanaan dana sesuai dengan Pergub yang dilaksanakan oleh pihak Pemerintah Desa Nagrak “ tegas Drs. Abdul Sigiono sambil menambahkan belum diresmikannya Mesjid Besar Cangkuang ini karena pembangunan fisiknya baru 90 % dan masih dalam tahap penyelesaian juga mohon bantuan pada semua pihak dalam penyelesaian mesjid Besar Cangkuang ini.
Mesjid Besar Kecamatan Cangkuang ini berkapasitas kurang lebih 200 jemaah dengan ukuran 378 meter persegi merupakan hasil dari swadaya masyarakat dan dari para donator, diantaranya H. Hilman sebagai Ketua Panitia Pembangunan Mesjid, Kapolres Bandung, para Kades se-Kec. Cangkuang, Dinas Instansi Kec. Cangkuang, SMPN 1 Cangkuang, PDAM, Panwaslu Kab. Bandung, Pengurus KONI dan Rumah Makan Panyaungan H. Nono, Yaya Sanggar/Nugraha W.D. dan bantuan dari MUI Kec. Cangkuang Kiyai M. Odang Yuyun.
Panitia Pembangunan Mesjid dan masyarakat Kec. Cangkuang sangat berterimakasih khususnya kepada Bupati Bandung H. Obar Sobarna, S.IP dan Camat Cangkuang Drs. Uka Suska Puji Utama yang saat ini sudah pidah tugas menjadi Camat Cimaung.
Salah satu Panitia Pembangunan Mesjid Besar Kec. Cangkuang Dadang Gaos, S.Ag., mengatakan “ secara keseluruhan kepanitian pembangunan mesjid mohon do’a restu agar mesjid ini rampung dan bisa dipergunakan dengan semestinya “.
Hal senada diungkapkan oleh Kepala KUA Kec. Cangkuang, H. Amar Sobarnas, S.Ag., “ setelah selesainya pembangunan mesjid ini diharapkan masyarakat untuk turut serta dalam mengadakan berbagai kegiatan keagamaan agar syiar Islam lebih cemerlang “.katanya.
Dengan dibangunnya Mesjid Besar ini diharapkan bukan hanya sekedar untuk dijadikan tempat ibadah tetapi bisa dimanfaatkan sebagai tempat untuk menimba ilmu, tempat mengembangkan kreasi seni muslim dengan kegiatan keagamaan Islam lainnya juga tempat dimana budaya dan agama Islam dapat tumbuh berkembang bersama masyarakat sekitarnya. ( Asep Darmawan / Hadi Waskita )

SMK TARUNA BANGSA ( YTB ) TAMBAH SARANA SESUAI VISI SEKOLAH


Kab. Bandung ( Lintas News ) – Mengelola SMK saat ini dan masa yang akan datang merupakan pekerjaan yang menuntut adanya perubahan paradigma manajemen, mengingat apa yang harus dihasilkan SMK adalah tamatan yang memiliki "tiga tuntutan dasar persaingan tamatan SMK" yaitu relevansi yang tinggi dengan kebutuhan pasar kerja, mampu meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi bahkan sedapat mungkin menciptakan lapangan kerja dengan berwirausaha.
Menurut Kepsek. SMK Taruna Bangsa ( YTB ), Drs. H. E. Abas Bastaman, sarana pemagaran halaman ini sesuai dengan visi sekolah yang ia pimpin saat ini “ Layak Dalam Sarana Unggul Dalam Prestasi Berlandaskan Iman dan Takwa “.
Hal ini merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditawar masalah pendidikan sangat luas. Agar nyaman dan sinergis kelayakannya harus dilengkapi dan tersedia karena menyangkut anak didik agar berdisiplin dari segala aspek. Kenyamanan sarana sekolah merupakan penunjang peningkatan bidang pendidikan supaya lebih terakomodir dan dengan jumlah anak didik yang memadai dapat menjadi sumber untuk lebih meningkatkan keterampilan anak didik.
Sebagai kepala sekolah H. Endang mengedepankan kualitas sehingga kami tidak hanya menampilkan bagian luar sekolah yang terlihat bagus tetapi memberikan pelayanan pendidikan yang berkualitas agar anak didiknya dapat siap bersaing di dunia kerja nantinya
Kesimpulannya tidak memerlukan langkah yang tidak merugikan pihak lain, seyogianya bersaing secara sehat agar jumlah anak didik yang banyak tidak diarahkan kepada eksploitasi namun mengedepankan kualitas sehingga pendidikan dapat dirasakan semua lapisan masyarakat yang berhak menikmatinya demi kemajuan pendidikan berdasarkan kebersamaan.
H. Endang menambahkan layaknya sarana sekolah sulit untuk diukur namun kelayakan sarana disesuaikan dengan keadaan dan kondisi sekolah.
Dengan banyaknya peserta didik di suatu sekolah bukan merupakan ukuran berhasilnya pendidikan di sekolah namun meskipun sedikit dapat menghasilkan yang lebih optimal ketika pendidikan dapat lebih terakomodir dengan menghilangkan diskiriminasi di bidang pendidikan secara umum dan menjadi evaluasi sejauh mana pendidikan dapat mencapai target yang diharapkan. ( Asep Darmawan / Hadi Waskita )

Rabu, 06 Januari 2010

MI TARBIYATUL QUR’AN 5891 DS. CISONDARI Berikan Pelayanan Pendidikan di Daerah Terpencil


Kab. Bandung ( Lintas News )
“ ……merupakan sebuah kewajiban bersama dalam menuntaskan wajar dikdas 9 tahun dan menjadikan sebuah kepedulian nyata terhadap dunia pendidikan terutama dalam memberikan pelayanan pendidikan terhadap masyarakat di daerah terpencil..”
Kepala MI Tarbiyatul Qur’an 5891 Ds. Cisondari Kec. Pasirjambu, Kukun Sudrajat, S.Ag., di ruang kerjanya ( 6/1 ) menuturkan “ kini saatnya selain melakukan dakwah lisan juga perlu dilakukan akwah bilhal artinya harus memberikan contoh langsung secara prakteknya “
Kukun merasa prihatin dengan adanya temuan di pedesaan anak seusia sekolah dasar yang tidak melanjutkan sekolah lagi dengan beberapa factor, diantaranya factor ekonomi sehingga harus bekerja turut membantu orang tuanya juga factor jarak yang mengakibatkan kurangnya terakomodir pendidikan di daerah terpencil, katanya.
Kini dengan bantuan dari Kandepag Kab. Bandung dan bantuan swadaya dari masyarakat, Kukun berhasil mendirikan MI Tarbiyatul Qur’an 5891 di Kp. Liunggunung RW. 18 Ds. Cisondari.
Meskipun baru satu local namun Kukun mengatakan “ target utama adalah anak mau sekolah jangan sampai ada anak putus sekolah “
Tambah Kukun Kp. Liunggunung merupakan salah satu daerah terpencil jarak ke kotapun kurang lebih 9 KM, jarak ke sekolah dasar terdekat kurang lebih 5 KM dan jarak ke SMP kurang lebih 9 KM, sehingga diharapkan dengan kehadiran MI Tarbiyatul Qur’an 5891 di tempat tersebut dapat mengakomodir pendidikan di daerah terpencil, tegasnya.( asep darmawan / hadi waskita )

KEPALA SDN RASAMULYA BENAHI LINGKUNGAN


Kab. Bandung ( Lintas News )
Kepala SDN Rasamulya Hj. Wiwin Wintarsih, S.PdI.,menjelang masa pensiun ada gagasan membenahi infrastruktur di lingkungan sekolah yang ia pimpin saat ini, didasari dari rasa cintanya terhadap dunia pendidikan terutama anak-anak sekolah yang nota bene orang tuanya berpenghasilan rendah, walau saat ini ada BOS yang artinya tidak ada lagi alasan bagi masyarakat yang kurang mampu untuk tidak menyekolahkan anaknya dalam menuntaskan wajar dikdas 9 tahun, tuturnya.
Hj. Wiwin yang belum lama ini menjadi Kepala SDN Rasamulya, sebab sebelumnya merupakan pindahan dari sekolah lain, pindah tugas merupakan hal biasa bagi seorang Pegawai Negeri Sipil sebagai wujud tanggungjawab terhadap tugas yang diembannya dan ini merupakan amanah yang harus dilaksanakan sebaik mungkin, sekalipun kepindahannya dirasa kurang sinergis dari sekolah asal.
Hj. Wiwin manambahkan hal ini dijadikan sebagai pelajaran yang berarti bagi dirinya dan menerimanya dengan segala kelegowoan seorang pemimpin, hanya bisa berserah diri pada yang di atas dan hanya kepada-Nya lah segala urusan dipasrahkan. Namun disisi lain dengan mendekatinya masa pensiun beliau masih banyak program dan cita-cita terhadap dunia pendidikan sebagai program untuk memajukan dunia pendidikan meskipun di daerah terpencil.
Selain itu juga Hj. Wiwin dalam waktu dekat ingin membenahi lingkungan sekolah sebab lokasi SDN Rasamulya Kecamatan Soreang ini yang berada di sisi tebing jalan raya mengharapkan pembangunan pagar secara permanen agar anak-anak ketika bermain tidak khawatir terjatuh, selain itu juga tidak adanya penjaga sekolah dan ingin menyelesaikan segala permasalahan agar nanti menikmati masa pensiun dengan enjoy, kilahnya.(As/Hd)

Senin, 04 Januari 2010

Persib Vs Persija Tanpa Penonton

Soreang (LINTAS News) - Setelah melewati proses pembahasan cukup panjang, Muspida Pemerintah Kabupaten Bandung dan Polres Bandung, Jawa Barat, mengizinkan Persib Bandung bertanding melawan Persija Jakarat, di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Sabtu (9/1).

"Kami belajar dari pengalaman setiap Persib bertanding menghadapi Persija, entah itu di Bandung maupun Jakarta. Kemungkinan terjadinya kerusuhan penonton cukup tinggi," kata Kapolres Bandung, AKBP Imran Yunus, Jumat.

Sebelumnya, Muspida Kabupaten Bandung bersama Polres setempat tidak mengeluarkan izin keramaian kepada panitia pelaksana (Panpel) Persib Bandung. Selanjutnya pada Kamis (31/12) dilaksanakan rapat koordinasi (Rakor) di Gedung Mohamad Toha, Komplek Pemkab Bandung yang dihadiri Panpel Persib.

Imran mengemukakan tidak menginginkan fasilitas Stadion Si Jalak Harupat mengalami kerusakan kembali seperti pertandingan dua kesebelasan tersebut beberapa waktu lalu.

"Apalagi dalam beberapa bulan ke depan, Si Jalak Harupat bakal digunakan sebagai venue utama penyelenggaraan Pekan Olah Raga Daerah (Porda) Jawa Barat 2010," kata Imran Yunus.

Pengurus teras kubu Maung Bandung tersebut belum secara resmi menerima keputusan tersebut, karena dalam Rakor pada Kamis, Persib hanya diwakili para pengurus teras Panpel Persib serta perwakilan bobotoh.

"Sekarang keputusan ini diserahkan sepenuhnya kepada pengurus Persib, apakah akan menerimanya atau tidak," kata Imran. (Ant)

Jumat, 01 Januari 2010

KABUPATEN BANDUNG MEMBUTUHKAN PERUBAHAN


Kab. Bandung ( Lintas News ) – Ketua KPJB ( Komite Peduli Jawa Barat ) Kab. Bandung, Lili Muslihat menyampaikan kepada sejumlah aktivis, masyarakat setempat dan berbagai elemen masyarkat dari 31 kecamatan Kab. Bandung, bahwa dirinya siap untuk maju sebagai Bupati demi kepentingan pembangunan masyarakat Kab. Bandung yang lebih baik.
Pernyataan tersebut disampaikan pada deklarasi di Posko KPJB, Kp. Sangkanhurip Ds. Juntihilir, Katapang, Kamis (31/12).
Perubahan di Kab. Bandung merupakana target bagi KPJB, karena pada dasarnya ketika seseorang telah menduduki suatu jabatan kepemimpinan tercapai, apa yang mereka laksanakan pada saat mengucapkan sumpah saat dilantik di hadapan public, apa yang terjadi saat ini hanyalah menampakkan bualan, tanpa mereka sadari bahwa sumpah telah tercatat di hadapan Kuasa Alam, tutur Lili.
Hal tersebut disampaikan, karena menurut Lili merasa betapa kondisi Kab. Bandung saat ini mengkhawatirkan, ketika pasca 120 hari pelantikan DPRD Kab. Bandung, baru beberapa hari lalu membahas tatib dan membuat alat kelengkapan dewan, bahkan DAU ( Dana Alokasi Umum ) Kab. Bandung terancam dipotong karena jika sampai batas hari ini ( 31/12 ) APBD belum rampung dibahas, tidak menutup kemungkinan jika Bupati menyerahkan draft APBD kepada Pem.Prov Jabar akan terkena sanksi potongan 300 M dan KPJB sudah bertekad jika itu terjadi akan menyegel kantor DPRD Kab. Bandung.
Lili menambahkan bersama masyarakat Kab. Bandung secara signifikan bertujuan merubah tatanan dan mendukung reformasi birokrasi yang selama ini menyengsarakan masyarakat di semua lini.
“ Maka dari itu, salah satu program yang sesuai dengan kehidupan sehari – hari saat ini selain bidang politik, pendidikan, social dan kesehatan adalah menghilangkan program –program yang bertentangan dengan harkat martabat yang melecehkan masyarakat itu sendiri “ kata Lili, seraya menambahkan diantaranya program raskin ( beras miskin ), rumah sakit pemerintah yang berkelas, masyarakat harus bias merasakan rumah sakit tanpa adanya perbedaan kelas sebab teori kelas merupakan teori markis yang bertentangan dengan Pancasila, karena semua itu merupakan hak – hak dasar manusia yang harus diutamakan oleh siapa pun yang mengemban tugas dari Negara untuk warganya dan menambahkan dalam Pilbup ini tanpa adanya money politic secara langsung mohon do’a restu kepada seluruh masyarakat Kab. Bandung.
Untuk KPJB malam ini adalah bukan hanaya peringatan tahun baru tapi adalah malam perenungan dan evaluasi bagaimana detik – detik terakhir nasib Kab. Bandung diarena perpolitikan kedepannya, tegas Lili.
Dedi Sopia sebagai Ketua Panitia dan Ketua Pemenangan menyatakan dalam kesempatan yang sama “ Acara ini merupakan acara silaturahmi dalam menyambungkan aspirasi masyarakat yang tidak terakomodir “ dan menambahkan membuat program – program yang menyentuh langsung kepada masyarakat sebab KPJB merupakan pergerakan yang berbasis kemasyarakatan.
( Asep Darmawan / Hadi Waskita )