Bandung Barat, Lintas News
Beritakan saja, hak bapak koq, tapi siap siap saja dengan ketidak tahuan bapak itu mah bukan daur ulang tapi di pakai lagi, makanya harus baca-baca dulu istilah , hehehehe!, Apa gak sekalian ke Presiden, nanti kamu di sekolah kan lagi jadi jurnalis yang professional (SMS dari dr. Pupu Sari Rohayati. Kepala Dinas kesehatan KBB, rabu 23 juni 2010 jam 14:08 wib kepada wartawan ).
Adakah yang lucu dari sms tersebut ? sepintas tidak ada karena itu bukan sms kocak, namun menjadi lucu ketika di ketahui pengirimnya adalah seorang dokter bahkan menduduki kursi kepala dinas, Alkisah di wilayah KBB di temukan warga, warta unik kepala PUSKESMAS dan UPTD kesehatan Kecamatan Sindangkerta KBB, mengakui adanya daur ulang ( RE-CYCLING ) dan pemakaian ulang ( RE- USE ) oleh sekelompok masyarakat terhadap limbah medis tergolong beracun dan berbahaya (B3) lebih lanjut di peroleh pengakuan dari kelompok masyarakat tersebut, bahwa hasil kerja mereka itu di manfaatkan secara rutin oleh Produsen alat kesehatan untuk kepentingan komersial.
Sehingga muncul kecurigaan, barang-barang “rongsok” itu di distribusikan kembali oleh produsen alat kesehatan kebeberapa PUSKESMAS dengan harga murah. Limbah tersebut di antara nya adalah alat suntik, botol infuse, kain bekas perban, sarung tangan karet bekas yang semuanya tergolong B3.
Dari hasil informasi kecurigaan tokoh masyarakat itu ternyata benar, warga masyarakat inisial “O” didapati dirumahnya sedang membersihkan limbah medis diantaranya bekas alat – alat suntik dengan cara memisahkan jarum dari tabungnya dan botol obat, plastic, sarung tangan karet dan kardus. “O” mengatakan, barang – barang ini didapat dari salah satu tempat pelayanan kesehatan masyarakat di KBB dan katanya untuk dijual kembali
Kepala LH KBB melalui kabag TU Dedi kurnia yang di dampingi sek.pengndalian pencemaran Use A Sanusi saat di temui wartawan kamis 24/6 di ruang kerjanya, mengatakan sesusai dengan peraturan pemerintah no.18 thn 1999 tentang pengolahan limbah bahan beracun berbahaya, yang di sebut limbah B3 itu ada 2 macam 1 limbah B3 Infeksius dan non Infeksius.
Untuk limbah medis yang di katakan limbah infeksius itu jarum suntik dan lainnya, Non infeksius yang tidak berbahaya itu kardus dll, Untuk yang kategori infeksius itu harus di musnahkan dengan cara di bakar menggunakan alat khusus dengan suhu mencapai 1000 s/d 1500 derajat celsius.
Sementara dr. Pupu ketika di hubungin melalui Telepon selulernya untuk dimintain keterangan mengenai limbah tersebut, mengatakan bahwa limbah tersebut tidak ada masalah bila mana di daur ulang / di pakai kembali seperti alat suntik bekas untuk mainan tembak-tembakan anak-anak asal tidak tertusuk jarum nya tidak berbahaya atau sarung tangan karet bekas boleh saja di daur ulang seperti di jadikan bola bekle.dan bisa mendatangkan income (keuntungan) bagi masyarakat Katanya.
Menurut Ir.Asril umar, fraktisi pengelolaan limbah alumnus Biologi ITB, buangan jenis apapun yang tergolong kategori B3 wajib untuk di mushahkan. Jangankan di daur ulang apa lagi di pakai ulang/ dalam arti di ubah fungsi – tetap di larang karena berfotensi menimbulkan bahaya sementara itu Ir. Hirda, pelaku bisnis alat kesehatan yang juga alumnus Biologi ITB menyatakan bahwa, kalau memang kegiatan proses pendaur ulang dan pemakaian ulang limbah-limbah medis berkategori B3 di lakukan secara tradisional oleh sekelompok masyarakat yang perlu di perhatikan dengan serius adalah resiko pemaparan limbah tersebut terhadap mereka dan lingkungannya. Kegiatan pencucian yang bersentuhan langsung dengan tangan, juga aliran air yang di gunakan sebagai proses pendaur ulangan atau pemakaian ulang limbah tsb, menjadi sangat potensial untuk menimbulkan pencemaran, katanya kepada Lintas News.
Jadi, masih menurut Hirda yang paling bertanggung jawab dalam perkara itu adalah pihak-pihak yang mengetahui masalah limbah B3. Dan adanya kegiatan ( RE-CYCLING) ataupun (RE-USE) tadi , tapi membiarkan saja semua terus berjalan, kalau masyarakatkan mungkin saja tidak tahu bahwa itu adalah limbah B3, dan apa resiko nya? “Mereka hanya tahu bahwa kegiatan tersebut bisa memberikan penghasilan” kata Hirda sampai titik ini kelucuan dari sms dan pernyataan Kadiskes KBB melalui cellular nya mulai terasa. Artinya bagi limbah B3 jangan kan di pakai ulang ( RE-USE ) di daur ulang (RE-CYCLING) saja sifat nya” haram “
Kalau kemudian ia hanya mempersoalkan istilah sepertinya dr. Pupu berniat menyederhana kan masalah yang sesungguhnya ia tidak memberikan tanggapan- apa lagi tindakkan yang memadai terhadap persoalan beresiko tinggi tadi melainkan sekedar mengalihkan perhatian kearah perdebatan istilah, pernyataan Pupu tersebut di mata Asril sangat tidak mencerminkan kredibilitas nya sebagai kepala dinas kesehatan dan seorang dokter. Idealnya, menurut Asril Pupu jangan terjebak pada selisih istilah namun harus bertindak lebih signifikan. Misalnya dengan melakukan Infestigasi secara conferhensift terhadap temuan pemanfaatan limbah medis B3 pasal nya resiko yang di timbulkan dari penyalahgunaan limbah medis berkategori B3 itu akan sangat berkaitan dengan bidang tugasnya bukan kah mengantisifasi lebih baik dari pada mengobati kata Asril, “ah, jangan – jangan kalau dokter memang lebih suka mengobati dari pada mencegah, mirip tukang tambal ban saja”. ( Tim/KBB )

Selasa, 27 Juli 2010
MOPD SEBAIKNYA DILAKSANAKAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH DAN SEKITAR
Soreang, LINTAS NEWS – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Drs. H. Juhana, MMPd., di ruang kerjanya mengatakan MOPD berlangsung hanya tiga hari meski masih ada yang melakukan MOPD selama seminggu “ kami menekankan pihak sekolah atau organisasi OSIS menggelar MOPD agar bermuatan pendidikan, diisi dengan pengenalan lingkungan sekolah dan pengenalan masyarakat di sekitar sekolah “
Agar tidak terjadi tindakan kekerasan selama MOPD, kata Juhana menerjunkan tim ke sekolah baik negeri ataupun swasta untuk memantau pelaksanaan MOPD di sekolah – sekolah dan menerima laporan jika ada hal yang tak diinginkan, katanya.
Hasil penerimaan peserta didik baru ( PPDB ) masih kata Juhana sudah selesai meski masih ada SMP dan SMA swasta yang kekurangan murid. Berdasarkan pantauan Lintas News sampai ke lokasi pelaksanaan MOPD di Kec. Pasirjambu Ds. Mekarsari Bumi Perkemahan Rancacangkuang-Gambung, sehubungan dengan pelaksanaan MOPD SMKN 1 Katapang, pada saat itu diterima pihak keamanan Panca.
Menurut Panca segala persiapan telah tersedia dari mulai pengamanan anak didik terkait penyediaan P3K dan menambahkan MOPD SMKN 1 Katapang Kab. Bandung akan berakhir pada hari Sabtu dengan penerapan berbagai materi bagi anak didik baru agar menjadi anak pemberani namun bertanggungjawab, kilahnya.
Meski sebenarnya ada beberapa orang tua siswa yang merasa keberatan seperti yang disampaikan salah satu orang tua siswa Dadang dari Pangalengan selain jauh lokasinya, bertambah pula anggaran yang harus dikeluarkan, karena selama mengikuti MOPD banyak tugas-tugas yang diberikan oleh para seniornya yang tak jarang harus mengeluarkan sejumlah uang.( As/Hd )
Agar tidak terjadi tindakan kekerasan selama MOPD, kata Juhana menerjunkan tim ke sekolah baik negeri ataupun swasta untuk memantau pelaksanaan MOPD di sekolah – sekolah dan menerima laporan jika ada hal yang tak diinginkan, katanya.
Hasil penerimaan peserta didik baru ( PPDB ) masih kata Juhana sudah selesai meski masih ada SMP dan SMA swasta yang kekurangan murid. Berdasarkan pantauan Lintas News sampai ke lokasi pelaksanaan MOPD di Kec. Pasirjambu Ds. Mekarsari Bumi Perkemahan Rancacangkuang-Gambung, sehubungan dengan pelaksanaan MOPD SMKN 1 Katapang, pada saat itu diterima pihak keamanan Panca.
Menurut Panca segala persiapan telah tersedia dari mulai pengamanan anak didik terkait penyediaan P3K dan menambahkan MOPD SMKN 1 Katapang Kab. Bandung akan berakhir pada hari Sabtu dengan penerapan berbagai materi bagi anak didik baru agar menjadi anak pemberani namun bertanggungjawab, kilahnya.
Meski sebenarnya ada beberapa orang tua siswa yang merasa keberatan seperti yang disampaikan salah satu orang tua siswa Dadang dari Pangalengan selain jauh lokasinya, bertambah pula anggaran yang harus dikeluarkan, karena selama mengikuti MOPD banyak tugas-tugas yang diberikan oleh para seniornya yang tak jarang harus mengeluarkan sejumlah uang.( As/Hd )
PEMKAB BANDUNG LUNCURKAN BOS DAN BEASISWA GAKIN
Soreang, LINTAS NEWS – Bantuan bea siswa senilai Rp. 9 milyar mulai dinikmati sekitar 9000 siswa/siswi setingkat SMA/SMK di Kab. Bandung. Bea siswa yang berasal dari APBD Kab. Bandung tahun 2010 tersebut, diperuntukkan bagi siswa/siswi setingkat SMA/SMK dari keluarga miskin ( tidak mampu ). Dengan adanya bantuan tersebut diharapkan para siswa dari keluarga miskin terhindar dari kemungkinan putus sekolah akibat kesulitan biaya pendidikan.
Penyerahan bantuan dilakukan Bupati Bandung H. Obar Sobarna, SIP., di Gedung Moch. Toha – Soreang, Rabu (14/7). Acara dihadiri Wakil Ketua DPRD Kab. Bandung H. Sugiyanto, para kepala SMP, SMA dan SMK serta sejulah perwakilan siswa penerima beasiswa gakin.
Pada saat yang sama diserahkan pula Bantuan Operasional Sekolah ( BOS ) untuk 1,598 SD sederajat ( 404,378 siswa ) dengan nilai Rp. 3.538.307.500,- dan 516 SMP sederajat ( 150,360 siswa ) senilai Rp. 6.766.200.000,- Dengan demikian nilai keseluruhan BOS tahap pertama tahun 2010 sebesar Rp. 10.304.507.500,- untuk Januari – Juni 2010. Sementara untuk BOS Juli – Desember 2010 akan diserahkan pada bulan Desember mendatang dengan jumlah bantuan yang sama.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Bandung, Drs. H. Juhana, MMPd., mengatakan SD/MI dan SMP/MTs mendapatkan BOS dari pemerintah pusat, pemptov Jabar dan Pemkab Bandung “ BOS kabupaten untuk murid SD/MI sebesar Rp. 17.500 /murid/tahun, sedangkan untuk siswa SMP/MTs Rp. 90.000/siswa/tahun” seraya menambahkan tahun ini merupakan tahun kedua peluncuran BOS kabupaten dan bea siswa gakin, tambahnya.
Pada kesempatan itu, H. Obar Sobarna meminta agar dana BOS untuk siswa Gakin tidak mengalami potongan sepeserpun. Karena menurutnya pemotongan dana tersebut tanpa aturan yang jelas termasuk tindak pidana korupsi. “ Hal ini sengaja saya sampaikan, karena kalau kita melakukan tindak pidana korupsi, sepanjang hidup kita akan terancam dan hidup tidak tenang “ tegasnya.
H. Obar Sobarna menambahkan, agar sekolah dan komite sekolah sebagai perwakilan orang tua siswa tidak membebani masyarakat “ Pihak sekolah harus meringankan beban masyarakat dan harus terbuka keuangannya, karena sekolah sudah mendapat berbagai bantuan “ katanya.
Kebijakan Pemda Bandung dalam pengelolaan pendidikan, menurutnya dilakukan melalui pemerataan, peningkatan kualitas, peningkatan relevansi, peningkatan akuntabilitas dan pencitraan public dibidang pendidikan. Seperti halnya dalam pemerataan dan perluasan akses pendidikan, diarahkan pada penuntasan wajar dikdas 9 tahun sebagai prioritas sampai tahun 2010. Hal itu kata H. Obar Sobarna diawali dengan perintisan dan penuntasan wajar 12 tahun dengan standar mutu yang semakin kompetitif.
Berdasarkan data yang ada, Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ) Kab. Bandung tahun 2009 mencapai 73,94. Indeks sebesar itu didorong oleh aspek pendidikan sebesar 85,61, kesehatan 73,23 dan indeks daya beli 565,32. Pada tahun 2008, indeks pendidikan hanya mencapai 85,58 naik sebesar 0,04 % pada tahun 2009 menjadi 85,61. Kenaikan indeks pendidikan berasal dari angka RLS ( Rata-rata Lama Sekolah ) sebesar 8,87, Angka Melek Huruf 98,87. Dan diharapkan pada tahun 2010, angka melek huruf di Kab. Bandung bisa mencapai 100%.
Sementara itu beberapa kepala sekolah disejumlah daerah menyambut baik dengan penyaluran BOS kabupaten untuk siswa apalagi dengan adanya beasiswa untuk siswa gakin yang diperuntukkan bagi keluarga miskin, namun mengharapkan juga demi kelancaran proses pendidikan diharapkan bisa lebih cepat dan tepat waktu karena selama ini proses pencairan BOS selalu terlambat. ( As/Hd )
Penyerahan bantuan dilakukan Bupati Bandung H. Obar Sobarna, SIP., di Gedung Moch. Toha – Soreang, Rabu (14/7). Acara dihadiri Wakil Ketua DPRD Kab. Bandung H. Sugiyanto, para kepala SMP, SMA dan SMK serta sejulah perwakilan siswa penerima beasiswa gakin.
Pada saat yang sama diserahkan pula Bantuan Operasional Sekolah ( BOS ) untuk 1,598 SD sederajat ( 404,378 siswa ) dengan nilai Rp. 3.538.307.500,- dan 516 SMP sederajat ( 150,360 siswa ) senilai Rp. 6.766.200.000,- Dengan demikian nilai keseluruhan BOS tahap pertama tahun 2010 sebesar Rp. 10.304.507.500,- untuk Januari – Juni 2010. Sementara untuk BOS Juli – Desember 2010 akan diserahkan pada bulan Desember mendatang dengan jumlah bantuan yang sama.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Bandung, Drs. H. Juhana, MMPd., mengatakan SD/MI dan SMP/MTs mendapatkan BOS dari pemerintah pusat, pemptov Jabar dan Pemkab Bandung “ BOS kabupaten untuk murid SD/MI sebesar Rp. 17.500 /murid/tahun, sedangkan untuk siswa SMP/MTs Rp. 90.000/siswa/tahun” seraya menambahkan tahun ini merupakan tahun kedua peluncuran BOS kabupaten dan bea siswa gakin, tambahnya.
Pada kesempatan itu, H. Obar Sobarna meminta agar dana BOS untuk siswa Gakin tidak mengalami potongan sepeserpun. Karena menurutnya pemotongan dana tersebut tanpa aturan yang jelas termasuk tindak pidana korupsi. “ Hal ini sengaja saya sampaikan, karena kalau kita melakukan tindak pidana korupsi, sepanjang hidup kita akan terancam dan hidup tidak tenang “ tegasnya.
H. Obar Sobarna menambahkan, agar sekolah dan komite sekolah sebagai perwakilan orang tua siswa tidak membebani masyarakat “ Pihak sekolah harus meringankan beban masyarakat dan harus terbuka keuangannya, karena sekolah sudah mendapat berbagai bantuan “ katanya.
Kebijakan Pemda Bandung dalam pengelolaan pendidikan, menurutnya dilakukan melalui pemerataan, peningkatan kualitas, peningkatan relevansi, peningkatan akuntabilitas dan pencitraan public dibidang pendidikan. Seperti halnya dalam pemerataan dan perluasan akses pendidikan, diarahkan pada penuntasan wajar dikdas 9 tahun sebagai prioritas sampai tahun 2010. Hal itu kata H. Obar Sobarna diawali dengan perintisan dan penuntasan wajar 12 tahun dengan standar mutu yang semakin kompetitif.
Berdasarkan data yang ada, Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ) Kab. Bandung tahun 2009 mencapai 73,94. Indeks sebesar itu didorong oleh aspek pendidikan sebesar 85,61, kesehatan 73,23 dan indeks daya beli 565,32. Pada tahun 2008, indeks pendidikan hanya mencapai 85,58 naik sebesar 0,04 % pada tahun 2009 menjadi 85,61. Kenaikan indeks pendidikan berasal dari angka RLS ( Rata-rata Lama Sekolah ) sebesar 8,87, Angka Melek Huruf 98,87. Dan diharapkan pada tahun 2010, angka melek huruf di Kab. Bandung bisa mencapai 100%.
Sementara itu beberapa kepala sekolah disejumlah daerah menyambut baik dengan penyaluran BOS kabupaten untuk siswa apalagi dengan adanya beasiswa untuk siswa gakin yang diperuntukkan bagi keluarga miskin, namun mengharapkan juga demi kelancaran proses pendidikan diharapkan bisa lebih cepat dan tepat waktu karena selama ini proses pencairan BOS selalu terlambat. ( As/Hd )
POLRES BANDUNG GELAR ISTIGOSAH AKBAR
Soreang, LINTAS NEWS – Acara Istigosah Akbar yang dilaksanakan oleh Polres Bandung pada Jum’at (16/7) yang mengambil tempat di Mesjid Baitul Muhaimin, bertujuan agar terciptanya suasana kondusif dan nyaman menjelang Pemilu Kada Kab. Bandung pada bulan Agustus yang akan datang.
Ajang silaturahmi ini sengaja digelar dengan mengundang semua Cabup dan Cawabup, guna menciptakan suasana yang penuh persaudaraan dan kebersamaan menjelang pemilu kada nantinya. Selain itu pula hadir KPUD, Panwaslu, Muspida, DPRD Kab. Bandung, SKPD, camat, ormas keagamaan, siswa-siswi dan sejumlah pengusung tiap-tiap pasangan.
Dari delapan pasangan calon ada beberapa pasangan yang tidak menghadiri acara istigosah ini, diantaranya pasangan Asep Soleh-Dayat Somantri dan pasangan Dadang Naser-Deden. Sebelum istigosah dimulai terlebih dahulu disampaikan tausiah dengan mubaligh H. Jujun Junaedi dan untuk acara istigosahnya dipimpin dari MUI Kab. Bandung.
Mengawali sambutannya Kapolres Bandung AKBP. Drs. Hendro Pandowo, M.Si., mengatakan “ Tahapan – tahapan Pemilu Kada sudah melalui penentuan nomor urut calon dan akan dilanjutkan dengan tahapan berikutnya. Pemilu kada ini merupakan hajat semua pihak dan mengharapkan kepada semua pihak agar bisa menciptakan suasana aman dan bisa menjaga agar tidak terjadi apa-apa yang tidak diharapkan oleh semua pihak “ sambil menambahkan termasuk keamanan bukan hanya tanggungjawab dan kewajiban kepolisian saja, namun tanggung jawab bersama termasuk masyarakat pun diharapkan merespon keamanan dalam dalam menghadapi pemilu kada ini, tegasnya.
Ketua KPUD Kab. Bandung Osin Permana dalam kesempatan tersebut mengatakan “ pilkada bukan tanggungjawab KPU atau Panwaslu saja, elemen masyarakat pun seyogianya ikut berperan serta menentukan lancarnya pilkada nanti, karena para politisi di Kab. Bandung merupakan kabupaten yang tertua sudah barang tentu politiknya pun mapan dan dewasa”
Osin menambahkan dalam sambutannya mengatakan dalam pemilu kada ini diharapkan dapat mewujudkan Kab. Bandung terbaik dalam prosesnya dan menghimbau agar tetap menjaga suasana kondusif yang penuh kebersamaan terutama dalam menghadapi masa kampanye yang akan dilaksanakan mulai tanggal 1 Ramadhan yang akan datang.
Sementara itu Panwas Kab. Bandung dalam sambutannya mengatakan membuka kepada seluruh lapisan masyarakat untuk segera melaporkan segala bentuk pelanggaran dalam tahapan pemilukada ini agar menghasilkan pemilukada yang bersih.(As/Hd)
Ajang silaturahmi ini sengaja digelar dengan mengundang semua Cabup dan Cawabup, guna menciptakan suasana yang penuh persaudaraan dan kebersamaan menjelang pemilu kada nantinya. Selain itu pula hadir KPUD, Panwaslu, Muspida, DPRD Kab. Bandung, SKPD, camat, ormas keagamaan, siswa-siswi dan sejumlah pengusung tiap-tiap pasangan.
Dari delapan pasangan calon ada beberapa pasangan yang tidak menghadiri acara istigosah ini, diantaranya pasangan Asep Soleh-Dayat Somantri dan pasangan Dadang Naser-Deden. Sebelum istigosah dimulai terlebih dahulu disampaikan tausiah dengan mubaligh H. Jujun Junaedi dan untuk acara istigosahnya dipimpin dari MUI Kab. Bandung.
Mengawali sambutannya Kapolres Bandung AKBP. Drs. Hendro Pandowo, M.Si., mengatakan “ Tahapan – tahapan Pemilu Kada sudah melalui penentuan nomor urut calon dan akan dilanjutkan dengan tahapan berikutnya. Pemilu kada ini merupakan hajat semua pihak dan mengharapkan kepada semua pihak agar bisa menciptakan suasana aman dan bisa menjaga agar tidak terjadi apa-apa yang tidak diharapkan oleh semua pihak “ sambil menambahkan termasuk keamanan bukan hanya tanggungjawab dan kewajiban kepolisian saja, namun tanggung jawab bersama termasuk masyarakat pun diharapkan merespon keamanan dalam dalam menghadapi pemilu kada ini, tegasnya.
Ketua KPUD Kab. Bandung Osin Permana dalam kesempatan tersebut mengatakan “ pilkada bukan tanggungjawab KPU atau Panwaslu saja, elemen masyarakat pun seyogianya ikut berperan serta menentukan lancarnya pilkada nanti, karena para politisi di Kab. Bandung merupakan kabupaten yang tertua sudah barang tentu politiknya pun mapan dan dewasa”
Osin menambahkan dalam sambutannya mengatakan dalam pemilu kada ini diharapkan dapat mewujudkan Kab. Bandung terbaik dalam prosesnya dan menghimbau agar tetap menjaga suasana kondusif yang penuh kebersamaan terutama dalam menghadapi masa kampanye yang akan dilaksanakan mulai tanggal 1 Ramadhan yang akan datang.
Sementara itu Panwas Kab. Bandung dalam sambutannya mengatakan membuka kepada seluruh lapisan masyarakat untuk segera melaporkan segala bentuk pelanggaran dalam tahapan pemilukada ini agar menghasilkan pemilukada yang bersih.(As/Hd)
Sabtu, 10 Juli 2010
PENTAS SENI SDN BONGAS BATULAYANG BERBEDA

KBB.(LINTAS NEWS).-Suara alunan musik dengan lantunan lirik lagu yang merdu, menyertai penyampaian nasehat, pesan dan kesan dari Kepala SDN Bongas Hj.Tutin Noneng W.SPd., kepada siswa kelas 6, membuat rasa haru dengan titikan air mata dari setiap peserta dan tamu undangan yang hadir pada acara pelepasan siswa kelas 6 dan kenaikan kelas, SDN Bongas Batulayang, Kamis, di Halaman SDN Bongas Desa Batulayang Kecamatan Cililin.
Hadir dalam acara tersebut UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Cililin, Kepala Desa Batulayang, Komite Sekolah, Tokoh Ulama dan Tokoh Masyarakat serta Orang Tua Siswa yang ingin melihat acara pentas seni yang baru diadakan disekolah tersebut, “baru sekarang Pak, ada acara panggung seperti ini, tahun-tahun sebelumnya tidak ada” tutur seorang warga yang ikut nonton kepada reporter LINTAS NEWS On Line.
Hj.Tutin Noneng W.S.Pd., selaku Kepala SDN Bongas Desa Batulayang didampingi Komite Sekolah Sobirin Roins,S.Pd.,mengatakan pihaknya ingin memberikan yang terbaik kepada siswa juga Orang Tua Siswa serta Masyarakat dilingkungan SDN Bongas melalui kegiatan itu” Kami ingin memberikan yang terbaik buat semuanya”Ujar Hj.Tutin.
Hj.Tutin yang baru menjabat sekitar dua tahunan disekolah tersebut, sebelum tugas di SDN Bongas HJ. Tutin Menjabat sebagai Kepala SDN Hegarmanah, dengan dukungan Komite Sekolah, Guru-guru dan Tokoh Masyarakat telah berhasil membuat suasana SDN Bongas manjadi berbeda dari tahun-tahun sebelumnya “Dulu tidak ada kegiatan seperti ini, sejak Hj.Tutin menjadi Kepala Sekolah disini, perubahanpun terjadi, acara pelepasan siswa kelas 6 dan kenaikan kelas diadakan panggung dengan upacara adat, pentas seni dengan 33 kreasi seni yang ditampilkan siswa-siswi SDN Bongas Batulayang” Kata Ade Koswara SP seorang Guru yang juga Pencipta Lagu Bandung Barat Versi Sekolah dengan Judul ”ALAM BANDUNG BARAT”.
Menurut Hj.Tutin, SDN Bongas Desa Batulayang merupakan sekolah yang memiliki jumlah siswa terbanyak di Kecamatan Cililin yaitu 441 siswa dengan tenaga pendidik 18 orang, sementara jumlah ruang belajar yang efektif digunakan hanya 10 ruang kelas sedang jumlah rombongan belajar ada 12, sehingga jelas masih kekurangan kelas” Masih kurang dua kelas lagi” kata Hj.Tutin. Selain itu halaman sekolahpun terlihat sempit karena letak kondisi Komplek Bangunan SDN Bongas terhalang oleh Kantor Desa.
Sementara itu Pengawas UPT.Dinas Pendidikan Kecamatan Cililin Aan Abdurrahman S.Pd, dalam sambutannya mengatakan, pihaknya sangat mendukung acara pelepasan siswa kelas 6 disertai dengan panggung hiburan yang menampilkan kreasi seni para siswanya”Kegiatan ini sangat positip dan menunjang secara tidak langsung terhadap wawasan, keberanian, inisiatif dan kreatif dari siswa itu sendiri, yang tentunya tidak terlepas dari bimbingan para Guru dan Kepala sekolahnya” Ujar Aan Abdurahman.(Dedi)
Langganan:
Postingan (Atom)